Umrah sendiri (ﻋﻤﺮﻩ) ialah menziarahi Baitullah di Makkah dan melakukan ihram, tawaf, sa’i, bertahallul serta mengikuti tata tertibnya.
Selain itu, secara bahasa umrah mempunyai arti berziarah atau berkunjung. Sedang menurut istilah umrah berarti mengunjungi Baitullah (Ka’bah) dengan melakukan thawaf, sa’i dan bercukur demi mengharap rida dari Allah SWT
Dalam melangsungkan ibadah umroh atau haji, terdapat beberapa rukun yang wajib jamaah amalkan. Rukun-rukun tersebut perlu dilakukan dengan benar dan tertib agar ibadah haji menjadi sempurna.
Selain rukun yang wajib dipenuhi, ada pula berbagai sunnah yang sebaiknya diamalkan, dan ada pula larangan yang harus dijauhi.
Ibadah umroh biasa disebut dengan haji kecil. Sebab, rukun dalam dilakukan dalam ibadah haji hampir mirip dengan rukun dalam ibadah umroh.
Salah satu rukun dalam ibadah umroh adalah sai. Nah, disini kita akan membahas tentang makna dari rukun sa’i dan juga tata cara pelaksanaannya.
Pengertian Sa’i
Menurut bahasa, Sa’i artinya “berjalan” atau “berusaha”. Sedangkan menurut istilah, Sa’I berarti berjalan ke Marwah, bolak-balik sebanyak tujuh kali yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir di Bukit Marwah.
Sa’i merupakan rukun kedua dalam ibadah haji. Dalam Sa’i, jamaah harus melakukan perjalanan bolak-balik dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah sebanyak 7 kali. Dan dalam perjalanan tersebut, disunnahkan untuk selalu membaca shalawat dan tetap dalam keadaan suci selama perjalanan.
Makna Sa’i
Sejarah Sa’i berkaitan dengan upaya Siti Hajar ketika berusaha mencari air untuk putranya yakni Nabi Ismail yang masih kecil dan dilanda kehausan.
Siti Hajar sampai berlari bolak-balik dari Bukit Safa dan Marwah selama 7 kali. Lalu setelah bolak-balik selama 7 kali datanglah Malaikat Jibril yang menghentakan kakinya ke tanah, dan munculah sumber air.
Sumber air tersebut kita kenal sebagai air zam-zam. Usaha Siti Hajar inilah yang dimanifestasikan dalam ibadah Sa’i.
Dalam Sa’i, kita diminta untuk menghayati perjuangan Siti Hajar dan percaya bahwa setiap usaha akan mendatangkan hasil asal dilakukan dengan benar dan istiqomah.
Melansir dari laman bincangmuslimah.com, makna sa’i sendiri dalam bahasa arab berasal dari kata سعى سعيا (sa’aa – sa’yan) bermakna qashdu (niat atau tujuan) dan mashyu (berjalan).
Dalam kalimat sa’yun yang berarti usaha atau upaya juga dikaitkan dengan penerapannya dalam kehidupan manusia. Artinya, sekuat dan selemah apapun manusia hendaknya memiliki usaha atau ikhtiar dalam menggapai apa yang ia inginkan, serta jangan lupa untuk terus menerus menggapai ridho Allah.
Tata Cara Sai
Berikut adalah tata cara yang harus diperhatikan ketika melakukan sa’i
- Didahului dengan Tawaf
- Lalu mendaki Bukit Safa dengan berzikir dan berdoa.
- Setelah sampai di puncak Bukit Safa lalu menghadap kiblat sambil terus berzikir .
- Disunnahkan berjalan kaki bagi yang mampu atau memakai kursi roda atau skuter bagi yang sudah udzur.
- Tidak putus berzikir dan berdoa ketika berjalan dari Bukit Safa menuju Bukit Marwah.
- Mengelilingi bukit tujuh putaran, selain berzikir dan berdoa dibolehkan sholat fardhu atau sholat sunah lainnya.
- Disunahkan berlari-lari kecil bagi jamaah laki-laki ketika melewati jalan lampu hijau atau biasa disebut ar-raml. Namun bagi jamaah wanita tidak perlu berlari kecil hanya berjalan biasa saja.
- Membaca doa di Bukit Marwah setelah selesai sa’i